Rabu, 28 Agustus 2013

TURBO: SIPUT YANG INGIN JADI RAJA BALAPAN



Menyaksikan Turbo inginnya sih mendapatkan The Fast and the Furious versi animasi.Namun ternyata film karya David Soren ini lebih layak disebut mirip film karya Pixar Animation Studios, Ratatouille (2007). Persamaan keduanya adalah menceritakan mengenai sosok seekor binatang  yang memiliki keinginan dan hasrat layaknya seorang manusia. Seperti Remy – karakter tikus yang berhasrat begitu besar pada makanan-Turbo adalah sosok siput ambisius yang ingin jadi juara.Usaha karakter Turbo untuk membuktikan kehebatan dirinya dalam arena balap ini mungkin juga akan memberikan ingatan sekilas pada Cars (2006).

Film teranyar rilisan DreamWorks Animation, Turbo, adalah debut penyutradaraan bagi David Soren, berkisah mengenai seekor siput kebun bernama Theo (Ryan Reynolds) – atau yang lebih memilih untuk dipanggil dengan sebutan Turbo, yang bermimpi untuk menjadi pembalap terbaik di dunia. Turbo mempunyai idola, Guy Gagne (Bill Hader) yang adalah seorang manusia. Turbo adalah seekor siput yang semenjak lama memiliki takdir sebagai salah satu hewan dengan pergerakan tubuh paling lambat di dunia. Impian tersebut kerap membuat Turbo menjadi bahan cemoohan bagi komunitas siput yang berada di sekitarnya, termasuk dari sang kakak, Chet (Paul Giamatti). Hal itulah yang kemudian mendorong Turbo untuk meninggalkan lokasi tempat tinggalnya dan memilih untuk mencari jalan hidupnya sendiri.



Dalam perjalanannya, Turbo secara tidak sengaja kemudian terlempar ke bagian supercharger sebuah mobil balap dan membuat kulitnya bercampur dengan senyawa dinitrogen oksida yang berada di mesin tersebut. Efeknya luarbasa, keesokan harinya, Turbo menemukan bahwa dirinya mampu bergerak jauh, jauh lebih cepat dari biasanya. Jelas, kejadian luar biasa tersebut kemudian menginspirasi Turbo untuk mengejar mimpinya. Dan dengan bantuan Tito (Michael Peña), seorang penjual taco yang juga mengelola adu balapan para siput, Turbo secara perlahan mulai mewujudkan impiannya  untuk menjadi pembalap dan turut serta dalam salah satu ajang adu balap paling terkenal di dunia, Indianapolis 500.



Turbo cukup mumpuni menghadirkan tata visual yang menarik.Pada beberapa bagian cerita, Turbo tampil dengan warna-warni yang begitu benderang namun tetap sangat nyaman untuk disaksikan.  Usaha DreamWorks Animation  untuk mendekati kelas Pixar Animation Studios cukup berhasil.Begitu pula barisan pengisi suara mulai dari Ryan Reynolds, Paul Giamatti, Michael Peña hingga nama-nama seperti Ken Jeong dan Snoop Dogg juga cukup baik dalam usaha mereka untuk menghidupkan setiap karakter yang mereka isisuarakan. Sayangnya naskah film ini terlalu datar dan sulit meninggalkan memori yang dalam di benak penonton.Turbo terkesan jauh dari kesan istimewa. Jalinan cerita maupun karakternya terbangun terlalu sederhana dan dikembangkan dengan minimalis sehingga gagal untuk tampil emosional maupun menghibur.






Secara kualitas visual DreamWorks Animation mampu mendekati pesaingnya: Pixar Animation Studios. Sayangnya DreamWorks Animation gagal memberkan kelebihan lain pada Turbo.Tentu saja, kualitas visualnya yang menarik dan karakter-karakter pendukung yang lucu akan cukup mampu untuk menarik minat para penonton muda yang menjadi sasaran utama film ini. Namun untuk menjadi tontonan wajib penggemar animasi rasanya terlalu jauh.***





Senin, 26 Agustus 2013

THE BAY : TEROR HOROR DI SEBUAH TELUK DALAM SAJIAN MOCKUMENTARY





Barry Levinson rupanya penasaran juga membuat sebuah film mockumentary. Jenis film mockumentary adalah sebuah jenis film dengan mengambil gambar sesuai sudut pandang pelaku (pemeran film) sehingga penonton seolah-olah meihat langsung kejadian yang dipaparkan dalam film tersebut. Sebuah 0mockumentary memang  punya kelebihan  dimana suasana dibuat terasa nyata dan juga lebih seram atau tegang dibanding film horor yang disajikan secara "normal". Sineas asal Spanyol memantik jenis horor mockumentary lewat franchise sukses Rec.Lalu ada franchise berbudget kecil namun berpenghasilan jutaan, Paranormal Activity. Yang masih hangat tentunya  V/H/S yang akan dilanjutkan dengan V/H/S/2 dimana Gareth Evan dikabarkan akan mengambil bagian.


The Bay mengambil latar di sebuah kota kecil yang terletak di Maryland. Dalam suasana diadakan Festival 4th of July, Donna Thompson (Kether Donohue) , seorang penyiar televisi baru ditugaskan meliput acara tersebut. Awalnya semua berjalan normal dengan penuh tawa yang mengiringi kegembiraan para penduduk kota. Sampai kemudian bayangan kematian mendekat dan menyebarkan kengerian luar biasa.Kengerian dimulai dengan begitu efektif saat tiba-tiba ada seorang wanita yang berjalan dengan tubuh berlumuran darah dan mengatakan hal-hal yang tidak jelas. Perlahan teror mulai meluas dan sebuah histeria masal terjadi.

Para penduduk yang sedang berenang dibuat panik dan berhamburan saat mereka diserang sesuatu dari bawah air. Dalam waktu singkat, kegembiraan berubah menjadi tangis pilu dan jerit histeris saat korban satu per satu berjatuhan. Rumah sakit mendadak disesaki para korban yang disinyalir mendapat luka serius akibat terkontaminasi penyakit menular berbahaya.

Michael Wallach menulis naskah The Bay dengan cukup baik. Tidak begitu istimewa, tapi ceritanya masih cukup menarik dan berkualitas. Ia memaparkan bagaimana perbuatan manusia yang tidak peduli akan lingkungannya dapat berujung pada bencana tragis. Selain itu, The Bay sangat pandai membuat penonton penasaran. Sejak  awal penonton sudah tahu ada hal mengerikan yang terjadi di kota tersebut namun coba ditutupi oleh pemerintah. Tapi  apa sebenarnya yang terjadi, disimpan sampai bagian terakhir film ini. Teka-teki itu dimulai bahkan semenjak  Donna Thompson menceritakan mengerikannya kejadian pada hari itu. Hal itu memberikan  tensi  ketegangan dari awal dan tetap terjaga meskipun momen horornya belum muncul. Kekurangan The Bay adalah endingnya yang begitu anti-klimaks dan kurang greget, berlalu begitu saja. Padahal dari permulaan film, penonton sudah membayangkan ending yang memuaskan.

The Bay menampilkan teknik mockumentary yang berkualitas. Penggunaan  berbagai jenis kamera mulai dari kamera televisi, CCTV hingga handphone membuat filmnya terasa realistis. Kengerian muncul  tidak dari adegan penuh darah  ataupun momen mengagetkan  tapi lebih dari suasana mencekam yang terasa nyata. Semua nyata dan mencekam karena terornya muncul dari hal yang bisa dibilang realistis dan mungkin terjadi, yaitu penyebaran penyakit. Teror dalam The Bay memang sederhana tapi mampu membuat histeria yang mencekam.

Mockumentary The Bay tidak hanya dari sudut pandang liputan yang dilakukan oleh Donna Thompson, tapi juga lewat beberapa karakter lainnya. Mungkin karakter-karakter yang ada tidak sampai mengundang simpati, bahkan karakter Stephanie dan keluarganya yang menjadi pusat di klimaks kurang layak disebut peran utama. Tapi setidaknya tiap-tiap kisah mereka masih terasa cukup menarik dan sanggup menyajikan ketegangan. The Bay jelas sebuah sajian mocku-horror yang jauh lebih baik dari Paranormal Activity dan sejenisnya. Sayang sekali bila para penggemar horor melewatkan karya Barry Levinson yang satu ini.

Minggu, 25 Agustus 2013

STOKER : TIDAK ADA DRAKULA, YANG ADA KIDMAN DAN WASIKOWSKA YANG MEMATIKAN


 Stoker adalah sebuah thriller menarik karya sutradara Korea, Park Chan-wook. Dimulai dengan kematian Richard Stoker (Dermot Mulroney),  suami dari Evelyn (Nicole Kidman) dan ayah bagi India (Mia Wasikowska), akibat sebuah kecelakaan. Kematian Richard terjadi tepat di hari ulang tahun India yang ke-18. India merasa sangat kehilangan mengingat hubungan India dengan sang ayah yang erat. Berbeda dari hubungan dengan ibunya yang dingin. India menganggap selain sebagai ayah, Richard   adalah sahabat bagi gadis penyendiri tersebut.

 Film lalu bergulir, sesosok pria lain datang dan seperti menggantikan posisi Richard dalam keseharian keluarga Stoker. Charlie (Matthew Goode), pria tampan yang mengaku sebagai adik kandung dari Richard dan selama ini menghabiskan hidupnya dengan melakukan perjalanan keliling dunia. Evelyn  menyambut hangat kedatangan Charlie – yang mirip suaminya di masa muda. Namun tidak begitu dengan India, Ia menganggap kehadiran pamannya  menyimpan sebuah tujuan tersembunyi. Perlahan, India mulai menyadari bahwa sang paman memiliki begitu banyak rahasia kelam dalam kehidupannya.

Naskah yang ditulis Wentworth Miller benar-benar tidak menggigit. Dan ia harus berterima kasih pada Chan Wook yang sukses mengarahkannya  dengan baik. Chan Wook memfokuskan semuanya pada karakter India, seorang gadis dengan mental yang terganggu, dengan famili yang benar-benar mirip dengannya.Sang ibu yang juga disfungsional dan rapuh serta pamannya yang seperti seorang psikopat. Iringan scoring garapan Clint Mansell menambah kehebatan film ini..






Park Chan Wook yang merupakan fans berat Alfred Hitchcock, terlihat begitu menanamkan gaya Hitchock dalam alur penceritaan Stoker. Hitchcock sepertinya memberikan pengaruh yang besar juga bagi gaya penulisan cerita Wentworth Miller. Dimulai dari pengenalan karakter, munculnya masalah di dalam jalan cerita, konflik yang terjadi antar karakter hingga akhirnya penyelesaian seluruh masalah disajikan dengan jalan yang sederhana. Begitu juga dengan penggalian karakter-karakter yang hadir di dalam jalan cerita. Kebanyakan karakter yang ditampilkan memiliki kepribadian yang tenang dan pembawaan emosional yang cenderung datar. Hanya karakter Evelyn Stoker yang digambarkan memiliki pewarnaan karakter dengan struktur emosional yang berubah.

Park juga bersikeras menjaga atmosfer thriller film ini. Benar-benar sutradara yang hebat, Park memimpin kru-nya layaknya seorang konduktor dalam sebuah orkestra. Selain Mansell, tim  desain suara (Chuck Michael) juga tim visual sinematografi (Chung Chung-hoon) dan tak lupa editing Nicolas de Toth saling menunjang satu dengan yang lain menjadikan  Stoker  sebuah film yang  begitu menarik.Dan tentu saja, penampilan para pemeran utama yang tampil luarbiasa adalah kekuatan utama Stoker. Goode berhasil memaksimalkan kharisma dan penampilannya yang tampan untuk menghidupkan karakternya sebagai sosok yang memikat namun sangat mematikan. Mia Wasikowska (Alice in Wonderland, Jane Eyre, Restless ), mampu memberikan sebuah dimensi lain bagi karakternya, India Stoker. Terakhir , Nicole Kidman jelas adalah penampilan paling ‘mematikan’ yang hadir di film ini. Seperti biasa, Kidman mampu memberikan karakternya daya tarik seksual yang luar biasa kuat. Dalam Stoker, daya tarik seksual tersebut membuat kehadiran karakter yang diperankan Kidman menjadi begitu mencuri perhatian. Ditambah dengan dukungan penampilan dari Phyllis Somerville, Jacki Weaver, Dermot Mulroney dan jajaran pemeran lainnya.

Park Chan-wook jelas sangat memahami naskah cerita arahan Wentworth Miller. Di tangan Park, Stoker mampu hadir dengan atmosfer kelam yang begitu mempesona, intensitas seksual yang begitu mengikat serta ketegangan yang secara perlahan akan menenggelamkan setiap penontonnya.Sutradara berusia 49 tahun ini namanya sudah jadi legenda di negeri asalnya Korea, turut berperan besar dalam mengangkat perfilman negeri gineseng tersebut.Melalui karya fenomenalnya “Vengeance Trilogy” terdiri dari tiga film “Sympathy for Mr Vengeance”, “Oldboy” and “Sympathy for Lady Vengeance”. Karirnya di dunia film dimulai ketika menonton film karya Alfred Hittchcock’s “Vertigo”, saat itulah Park chan-Wook memutuskan untuk menjadi seorang pembuat film.

Sebenarnya sejak awal Jodie Foster yang akan memerankan Evelyn Stoker Tapi kemudian (mungkin saja menguntungkan) digantikan oleh Nicole Kidman.Sedangkan Mia Wasikowska mendapat peran India dengan menggantikan Carey Mulligan. Film Stoker mendapat dua nominasi untuk penghargaan Golden Trailer 2013.Meskipun mendapat banyak pujian dan apresiasi bagus dari kritikus film ternyata belum mampu mendongkrak pendapatan film ini. Dengan budget mencapai 12 juta dollar stoker hanya mampu menghasilkan sekitar 11 juta dollar saja.***


WELCOME TO THE PUNCH : KETIKA PENJAHAT DAN POLISI BERSERAGAM ABU-ABU








James Mc Avoy benar-benar selektif dalam memilih film bagus untuk dibintanginya ( Attonement, Wanted,X-Men: First Class).Baru saja kita melihatnya tampil memikat dalam Trance, kini hadir pula karyanya yang lain. Thriler action Eropa yang selalu menjanjikan sudut pandang yang berbeda dari genre film thriler Hollywood. Seperti halnya film suspense thriler buatan Inggris dan Irlandia ini: Welcome To The Punch. Mempertemukan tiga nama aktor ternama James McAvoy, Mark Strong dan David Morrissey dalam sebuah tema balas dendam dan konspirasi tingkat tinggi yang melibatkan kepolisian.

Merupakan film kedua yang lahir dari sutradara berbakat  Eran Creevy. Ia sebelumnya sukses membesut Shifty sebuah drama perkotaan yang mendapat
banyak apresiasi positif. Film dibuka ketika Jacob Sternwood (Mark Strong) dan komplotannya melakukan aksi perampokan. Nama  Jacob Sternwood sudah menjadi sebuah legenda sebagai penjahat yang selalu berhasil dalam aksinya dan tidak pernah tertangkap polisi. Max Lewins (McAvoy) seorang polisi muda seorang diri nekat mencoba menangkap mereka tanpa mengindahkan perintah menunggu bala bantuan. Setelah terjadi kejar kejaran, Max gagal menangkap Jacob dan malah tertembak dilututnya.

Cerita beralih ke 3 tahun kemudian disebuah airport dimana Ruan Sternwood  keluar dari pesawat sebelum lepas landas karena mengalami luka tembak di perutnya. Dipelariannya Ruan menghubungi Jacob. Mengetahui  kondisi anaknya tersebut Jacob mencoba untuk menyelamatkan anaknya dengan kembali ke London. Ditempat lain berita mengenai Ruan terdengar oleh Max dan  rekannya Sarah Hawks (Andrea Riseborough). Atasan mereka Nathan Bartnick (Mays) dan Thomas Geiger (Morrissey) merasa inilah saat yang tepat untuk menangkap Jacob.

Max juga merasakan sebuah kesempatan untuk bisa membalas luka lama.Max yang setelah kejadian tiga tahun yang lalu telah berubah menjadi karakter yang mudah terbawa amarah dan sering lepas kendali. Hal yang paling di inginkannya hanyalah untuk bisa menangkap Sternwood dan membalaskan rasa sakit yang dideritanya selama ini. Beruntung dia punya  Sarah (Andrea Riseborough) yang selalu ada dan mengingatkannya. Ternyata ada sebuah konspirasi besar di balik tertembaknya Ruan Sternwood, yang kemudian menyeret Max dan Sarah didalamnya. Mereka harus dapat mengungkap siapa sebenarnya dalang dari segala kekacauan tersebut..





Judul Welcome To The Punch terasa menggelitik. Punch dalam bahasa Indonesia diterjemahkan "pukulan"  atau "minuman campuran". Namun penonton akan dibuat terpana saat mengetahui apa itu the punch satu jam kemudian. Dengan mengangkat tema konspirasi mestinya film ini tampil dengan segala kerumitan dan kejutan. Walau demikian, nampaknya itu bukan tujuan Creevy. Penonton ia disuguhi cerita yang benar-benar datar. Tapi ada sesuatu yang mampu membuat penonton tertaahan duduk di kursi bioskop sampai selesai.




Selain McAvoy, acungan jempol layak diberikan kepada Mark Storng yang tampil luar biasa dalam memerankan karakter misterius Jacob Strenwood. Melalui aktingnya  karakter seorang penjahat dapat dibuatnya begitu misterius dan  penuh kharisma. Welcome To The Punch sebuah action thriler kelam yang  sarat dengan emosi. sangat disayangkan untuk melewatkan menonton film yang satu ini.**

Rabu, 21 Agustus 2013

PAIN & GAIN : KESERAKAHAN BINARAGAWAN YANG INGIN JADI JUTAWAN


 Dihujani komentar variatif para kritikus film, 'Pain and Gain' meluncur ke puncak box office Amerika Utara di pekan perdana pemutarannya. Film yang dibintangi Mark Wahlberg dan Dwayne "The Rock" Johnson itu merup pendapatan domestik US$ 20 juta. Luarbiasa sekali mengetahui bahwa  budgetnya ‘hanya’ 25 juta Dollar dan nyaris tanpa ledakan. Banyak yang tidak percaya bahwa Pain & Gain adalah film dari seorang Michael Bay. Ia sudah kadung kondang sebagai jawara film blockbuster berbudget mewah dan penuh aksi ledakan. Jarang sekali Bay menyutradarai film berbudjet rendah. Beberapa diantaranya yaitu saat ia mencampur komedi sebanyak action-nya  pada dwilogi Bad Boys. Dan berapakah ongkos produksinya?  Bad Boys pertama hanya 19 juta Dollar.

Film yang di-adaptasi dari kisah nyata  ini memasukan lebih banyak komedi ketimbang aksinya. Ternyata film ini adalah proyek yang sudah ditunggu Bay selama 10 tahun ini. Sentuhan Bay yang tidak biasa terasa saat ia mengganti setiap ledakannya dengan sedikit gore ala Roberto Rodriguez dan darah plus karakter-karakternya yang terasa aneh bin ajaib.

 Mark Whalberg menjadi Daniel Lugo, instruktur pusat kebugaran sekaligus perancang aksi penculikan seorang imigran kaya. Korbannya Victor Kershaw  dengan baik diperankan Tony Shalhoub. Para pendukung mereka juga sukses menjalankan peran mereka dengan baik: Whalberg yang  karismatik terlengkapi dengan Dwayne Johnson (dengan peran yang sedikit berbeda) plus Anthony Mackie yang kocak sebagai tangan kanannya. Demi film ini Whalberg membesarkan ototnya.

Daniel Lugo  adalah binaragawan biasa yang bekerja di Sun Gym bersama dengan temannya Adrian Doorbal (Anthony Mackie). Bosan menjalani kehidupan yang miskin, Lugo berencana untuk menculik Victor Kershaw (Tony Shalhoub), pengusaha kaya yang biasa berlatih di gym.Lugo berencana memeras uang dari dia melalui penyiksaan. Dengan bantuan dari seorang penjahat yang baru keluar dari penjara, Paul Doyle (Dwayne Johnson), "Sun Gym Gang" pun berhasil mendapatkan Kershaw untuk menandatangani seluruh keuangannya.Mereka memaksa Kershaw untuk menandatangi berkas-berkas legal yang berisi pemindahan seluruh hartanya ke tangan Lugo.



Tapi ketika Kershaw selamat dari percobaan pembunuhan oleh ketiga orang tersebut, dia lantas menyewa detektif swasta Ed Du Bois (Ed Harris) untuk menangkap mereka setelah Departemen Kepolisian Miami gagal melakukannya. Konflik antara keduabelah pihak pun semakin meruncing dengan menyeret beberapa pihak lain.

'Pain and Gain' ditulis Christopher Markus dan Stephen McFeely. Film diangkat dari artikel Miami New Times pada 1999 silam tentang insiden brutal penculikan, penyiksaan, dan pembunuhan terhadap beberapa korban yang dilakukan organisasi kriminal melibatkan beberapa bodybuilders.Binaragawan yang melakukan penculikan dan pemerasan mengejutkan publik saat kasusnya terkuak.Peristiwa kriminal yang terjadi 1995 lalu memang ada dan terjadi, dan semuanya terangkum jelas dalam sebuah artikel majalah dan buku berjudul sama milik Pete Collins. Markus dan  McFeely (trilogi The Chronicles of Narnia: dan Captain America: The First Avenger) merangkumnya ke dalam narasi sepanjang kurang lebih dua jam. Bay bersama Markus dan McFeely menyajikan tontonan crime ini dalam genre komedi yang santai.Jadi lah Pain & Gain; sebuah dark comedy .

Namun jangan khawatir kehilangan sentuhan khas Bay. Dengan ber-setting Miami yang eksotis ,  plot sangat cepat yang berujung kekacauan luar biasa, kamera yang seperti tidak bisa diam dan slowmotion dramatis pada karkater-karkaternya. Bay juga  meminjam 'ide gila' Tarantino termasuk editing dan kebrutalannya lalu mengkombinasikan dengan ide-nya. Menonton Pain & Gain ibarat menonton sebuah jalan hidup seseorang yang serakah, brutal, sekaligus kocak.

Sumber Film : Bluray
Rilis : 26 April 2013 (USA)
Genre : Comedy | Crime | Drama




KICK ASS 2 : SUPERHERO AMBURADUL YANG MALAS SEKOLAH


 Kick Ass adalah kisah superhero yang lain dari yang lain. Tidak dinyana pemutaran perdana film konyol ini cukup sukses meski tidak diperkuat bintang ternama..  Tak ayal produser pun langsung memutuskan membuat sekuelnya yang ditulis dan disutradarai oleh Jeff Wadlow. Komunitas penggemar Kick-Ass pasti begitu penasaran dengan kisah lanjutannya.Bagaimana Dave Lizewski  harus melanjutkan hidup selain alter-egonya sebagai superhero.Jagoan muda yang konyol dan brutal ini akan kembali tampil bersama Hit Girl dalam film Kick Ass 2.

Kick Ass 2 dibintangi oleh Aaron Taylor-Johnson, Chloë Grace Moretz, Jim Carrey, Christopher Mintz-Plasse, Lyndsy Fonseca, John Leguizamo, Morris Chestnut, dan Donald Faison. Selain Kick Ass(Aaron Taylor-Johnson) dan Hit Girl (Chloë Grace Moretz), film ini juga menghadirkan Colonel Stars and Stripes (Jim Carrey) serta sosok Red Mist yang kini menjadi supervillain bernama The MotherFucker (Christopher Mintz-Plasse).




 Melanjutkan cerita di film pendahulunya, Hit Girl dan Kick-Ass  berusaha untuk tetap hidup normal sebagai Mindy Macready dan Dave Lizewski sebagai remaja biasa. Dengan semakin dekatnya masa kelulusan sekolah, mereka harus memprioritaskan sekolah masing-masing. Adalah Dave (yang tidak punya rencana jelas untuk masa depannya) memiliki ide untuk membentuk tim superhero pertama di dunia. Ia lalu mengajak Mindy turut serta. Sayangnya, ketika Mindy ketahuan menyelinap keluar sebagai Hit Girl, ia pun dipaksa harus pensiun dan harus memasuki masa SMA seorang diri. Dave yang kini sudah tak punya partner memutuskan untuk bergabung dengan kelompok Justice Forever. Sal Bertolinni (Jim Carrey),  mantan gangster adalah pemimpin kelompok ini. Ia merupakan superhero bernama Colonel Stars and Stripers.

Di saat keadaan mulai berubah positif di lingkungan tersebut, supervillain pertama yang ada di dunia, The MotherFucker, ternyata juga membentuk timnya sendiri dan menjalankan rencana untuk membalas dendam pada Kick-Ass dan Hit Girl atas perbuatan mereka pada ayahnya. Tetapi, ada satu masalah dengan rencana ini: bila ada yang cari masalah dengan satu anggota Justice Forever, maka ia juga cari masalah dengan seluruh anggota timnya.Itulah saat yang tepat bagi Hit Girl untuk bergabung dengan Justice Forever.Dan mereka pun beraksi melalui serangkaian adegan baku tembak dan penuh kekerasan melawan musuh bebuyutan si supervillain.



Cerita yang diadaptasi dari komik karya Mark Millar dan John Romita Jr ini memang menampilkan adegan kekerasan yang vulgar. Bahkan Jim Carrey sempat memprotes produser untuk menghilangkan beberapa adegan yang terlalu vulgar. Belakangan sutradara memutuskan untuk menghapus adegan pemerkosaan. Jim Carrey sendiri mengaku antusias dengan penggarapan Kick Ass 2. Bahkan ia membawa tim rias sendiri selama penggambilan adegan dan melakukan eksperimen untuk mengubah mukanya. Selayaknya film-film Carrey tentu saja kita tidak dapat berharap banyak selain tertawa melihat aksi gila mereka, serta meringis saat melihat aksi kekerasan yang nyeleneh.


THE GREAT GATSBY : KISAH KELAM CINTA SEORANG PENGUSAHA MISTERIUS

 Diadaptasi dari novel legendaris berjudul sama karya F. Scott Fitzgerald, sutradara  Baz Luhrmann menjadikan The Great Gatsby  sangat indah dalam penampilan audio serta visualnya. Cerita aslinya yang begitu hitam dan suram disulap sang pengarah dengan balutan  kemewahan dan keindahan tata gambar. Sayangnya film ini begitu lemah dalam pendalaman karakter. Sehingga nama-nama seperti Leo Di Caprio dan Tobey Maguire seakan tidak tereksploitasi dengan maksimal. Penampilan yang terlalu datar maupun hampa, membuat  The Great Gatsby gagal menguras segi emosional setiap penontonnya.

 Nicholas “Nick” Carraway (Tobey Maguire) memulai film ini dengan narasinya. Pada musim panas  tahun 1922 di Amerika Serikat, Nick menyewa sebuah rumah kecil di wilayah Long Island, yang ironisnya, terletak bersebelahan dengan sebuah rumah besar milik pengusaha misterius, Jay Gatsby (Leonardo DiCaprio). Nick adalah seorang pemuda yang dikisahkan baru saja pindah ke kota New York untuk mengejar kesuksesan dengan menjadi seorang pedagang saham. Kota ini seringkali mengadakan pesta besar dan mewah. Tamunya pun tidak main-main, warga kelas atas New York City serta kota-kota lain di Amerika Serikat. Salah satunya di rumah milik Gatsby.  Sebagai seorang pendatang , Nick hanyalah bisa membayangkan jadi tamu pesta mewah tersebut. Namun, suatu hari Nick mendapatkan sebuah ajakan ke pesta tersebut langsung dari Jay Gatsby.

Setelah saling berkenalan, berkembanglah hubungan persahabatan antara Nick dan Jay Gatsby.Bahkan Gatsby mengenalkan Nick pada beberapa sosok penting di kota New York yang selama ini telah menjadi relasi bisnisnya. Namun ternyata ada sesuatu di balik hubungan persahabatan tersebut . Satu kali Jay Gatsby meminta bantuan dari Nick. Ia diminta untuk mempertemukan Gatsby dengan sepupu Nick, Daisy Buchanan (Carey Mulligan). Tidak diketahuinya,  Gatsby dan Daisy pernah menjalin hubungan asmara di masa lampau. Hubungan ini terputus karena Gatsby harus turut berperang.Daisy  menikahi pria lain bernama Tom Buchanan (Joel Edgerton). Permintaan  tersebut  mudah saja disanggupi oleh Nick. Tak dia sangka, pertemuan antara Jay Gatsby dan Daisy memulai sebuah kisah tragedi  dari cinta yang secara perlahan terbentuk  kembali .

 Setelah itu maka pengembangan cerita seolah mandek. Sisi menarik isah Gatsby seolah tertutupi sentuhan keindahan pada setiap adegan dihadirkan. Penonton pastinya begitu kagum pada deretan kostum yang dipakai oleh para pemerannya hingga desain produksi dan tata sinematografi yang digunakan. Dan tentu saja,  deretan lagu-lagu yang begitu pas mengisi setiap adegan ceritanya. Sayangnya sisi pengembangan  karakter dalam film ini begitu dangkal. .Perhatikan bagaimana karakter Nick Carraway yang tak lebih dari seorang narator cerita dengan  peran yang tak begitu berarti. Karakter utama film ini, Jay Gatsby, juga merupakan karakter yang dangkal dan cuma dijelaskan melalui deretan narasi  Carraway.  Padahal, dengan tema cerita yang menyentuh  ambisi, pengkhianatan, kelas sosial, harapan hingga tragedi romansa, The Great Gatsby seharusnya  dapat menyentuh setiap orang yang menyaksikannya.

Setidaknya penonton dapat terhibur oleh aktor dan aktris yang dapat menghidupkan karakter mereka dengan baik. Leonardo DiCaprio tampil sangat mumpuni sebagai Jay Gatsby. Ketampanan dan kharisma DiCaprio yang begitu kuat mampu membuat penampilannya sebagai Jay Gatsby hadir dengan pesona mendalam. Chemistry-nya dengan pemeran lainnya mampu tercipta secara alami sehingga berhasil terlihat begitu meyakinkan. Penampilan Carey Mulligan serta Tobey Maguire cukup baik secara karakter mereka yang terbatas, Jason Clarke dan Isla Fisher mampu tetap tampil kuat meskipun porsi penceritaan karakternya begitu minimalis. Yang istimewa tentunya Joel Edgerton dan Elizabeth Debicki, penampilan keduanya  mampu mencuri perhatian. Karakter Tom Buchanan serta Jordan Baker yang diperankan oleh keduanya memang lebih menarik dari para karakter utama di film ini.***



THE CALL : OPERATOR 911 YANG BERURUSAN DENGAN PEMBUNUH


 The Call merupakan film thriller terbaru yang memiliki ide dasar cerita yang sesungguhnya menarik. Dibintangi oleh Halle Berry, film ini semestinya dapat bertahan lama di jajaran film laris.Sayangnya naskah dan plot cerita kurang berkembang dan gagal menjawab harapan penonton. Plus begitu pula edisi posternya yang tidak menarik.

Halle Berry berperan sebagai Jordan Turner, seorang operator 911. Nomor populer bebas pulsa ini merupakan layanan khusus di Amerika untuk pengaduan mulai dari peristiwa kriminal, kecelakaan, kebakaran sampai masalah hama. Jadi ketika seseorang mengalami masalah, mereka pasti menelfon 911. Semua masalah umum di kota-kota di sana terintegrasi pada 1 call center dengan memukau. Lain dengan Indonesia dimana setiap departemen memiliki hotline atau call center masing-masing 

 Dikisahkan pada awal film, Turner, melakukan kesalahan fatal saat melaksanakan tugasnya. Kesalahan Turner menyebabkan kematian seorang remaja perempuan. Beberapa waktu berlalu , Turner tetap bekerja di 911. Ternyata ia tidak lagi beroperasi mengangkat panggilan 911. Turner bekerja sebagai pelatih bagi para pegawai baru. Jauh di lubuk hatinya Turner masih trauma dan merasa bersalah akan kesalahan yang pernah ia perbuat.

Konflik lalu dimulai ketika seorang operator 911 yang masih baru mengalami kesulitan dalam menangani sebuah panggilan darurat 911. Turner yang kebetulan melewati meja operator baru tersebut, terpanggil untuk membantu. Tak disangka bantuan yang dilakukan Turner ternyata membuat Turner mengalami dejavu. Kisah yang mirip masa lalunya.  Si penelefon pada kasus tersebut adalah seorang remaja perempuan yang disekap di dalam bagasi sebuah mobil. Turner harus membimbing korban yang disekap tersebut agar dapat selamat. Turner selalu memegang teguh prinsip operator 911 tidak hanya menerima keluhan lalu mengirim petugas saja, namun mereka juga harus mendampingi si penelefon selama petugas belum tiba di lokasi.



.



Helle Berry bermain sangat baik sebagai  Turner yanh mendampingi korban,membimbing agar korban dapat melakukan hal-hal yang dapat mempermudah proses pencarian dan hal-hal yang dapat menghindarkan si korban dari pembunuhan. Sayangnya para pemeran pendukung lainnya gagal mengimbangi Berry. Dari segi plot cerita The Call (2013) agak mirip dengan film Cellular (2004), namun Helle Berry benar-benar tampil sebagai pembeda. Dukungan latar musik dan tampilan visual yang baik mampu mendukung suasana tegang dan kecemasan yang dibuat.Secara keseluruhan film ini sayang untuk dilewatkan.