Senin, 26 Agustus 2013

THE BAY : TEROR HOROR DI SEBUAH TELUK DALAM SAJIAN MOCKUMENTARY





Barry Levinson rupanya penasaran juga membuat sebuah film mockumentary. Jenis film mockumentary adalah sebuah jenis film dengan mengambil gambar sesuai sudut pandang pelaku (pemeran film) sehingga penonton seolah-olah meihat langsung kejadian yang dipaparkan dalam film tersebut. Sebuah 0mockumentary memang  punya kelebihan  dimana suasana dibuat terasa nyata dan juga lebih seram atau tegang dibanding film horor yang disajikan secara "normal". Sineas asal Spanyol memantik jenis horor mockumentary lewat franchise sukses Rec.Lalu ada franchise berbudget kecil namun berpenghasilan jutaan, Paranormal Activity. Yang masih hangat tentunya  V/H/S yang akan dilanjutkan dengan V/H/S/2 dimana Gareth Evan dikabarkan akan mengambil bagian.


The Bay mengambil latar di sebuah kota kecil yang terletak di Maryland. Dalam suasana diadakan Festival 4th of July, Donna Thompson (Kether Donohue) , seorang penyiar televisi baru ditugaskan meliput acara tersebut. Awalnya semua berjalan normal dengan penuh tawa yang mengiringi kegembiraan para penduduk kota. Sampai kemudian bayangan kematian mendekat dan menyebarkan kengerian luar biasa.Kengerian dimulai dengan begitu efektif saat tiba-tiba ada seorang wanita yang berjalan dengan tubuh berlumuran darah dan mengatakan hal-hal yang tidak jelas. Perlahan teror mulai meluas dan sebuah histeria masal terjadi.

Para penduduk yang sedang berenang dibuat panik dan berhamburan saat mereka diserang sesuatu dari bawah air. Dalam waktu singkat, kegembiraan berubah menjadi tangis pilu dan jerit histeris saat korban satu per satu berjatuhan. Rumah sakit mendadak disesaki para korban yang disinyalir mendapat luka serius akibat terkontaminasi penyakit menular berbahaya.

Michael Wallach menulis naskah The Bay dengan cukup baik. Tidak begitu istimewa, tapi ceritanya masih cukup menarik dan berkualitas. Ia memaparkan bagaimana perbuatan manusia yang tidak peduli akan lingkungannya dapat berujung pada bencana tragis. Selain itu, The Bay sangat pandai membuat penonton penasaran. Sejak  awal penonton sudah tahu ada hal mengerikan yang terjadi di kota tersebut namun coba ditutupi oleh pemerintah. Tapi  apa sebenarnya yang terjadi, disimpan sampai bagian terakhir film ini. Teka-teki itu dimulai bahkan semenjak  Donna Thompson menceritakan mengerikannya kejadian pada hari itu. Hal itu memberikan  tensi  ketegangan dari awal dan tetap terjaga meskipun momen horornya belum muncul. Kekurangan The Bay adalah endingnya yang begitu anti-klimaks dan kurang greget, berlalu begitu saja. Padahal dari permulaan film, penonton sudah membayangkan ending yang memuaskan.

The Bay menampilkan teknik mockumentary yang berkualitas. Penggunaan  berbagai jenis kamera mulai dari kamera televisi, CCTV hingga handphone membuat filmnya terasa realistis. Kengerian muncul  tidak dari adegan penuh darah  ataupun momen mengagetkan  tapi lebih dari suasana mencekam yang terasa nyata. Semua nyata dan mencekam karena terornya muncul dari hal yang bisa dibilang realistis dan mungkin terjadi, yaitu penyebaran penyakit. Teror dalam The Bay memang sederhana tapi mampu membuat histeria yang mencekam.

Mockumentary The Bay tidak hanya dari sudut pandang liputan yang dilakukan oleh Donna Thompson, tapi juga lewat beberapa karakter lainnya. Mungkin karakter-karakter yang ada tidak sampai mengundang simpati, bahkan karakter Stephanie dan keluarganya yang menjadi pusat di klimaks kurang layak disebut peran utama. Tapi setidaknya tiap-tiap kisah mereka masih terasa cukup menarik dan sanggup menyajikan ketegangan. The Bay jelas sebuah sajian mocku-horror yang jauh lebih baik dari Paranormal Activity dan sejenisnya. Sayang sekali bila para penggemar horor melewatkan karya Barry Levinson yang satu ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar