Sabtu, 12 April 2014

300: RISE OF THE EMPIRE : KISAH SERU PERANG PERSIA VS YUNANI



Masih ingat dengan film berjudul 300 yang diadaptasi dari sebuah novel berjudul sama yang filmnya dirilis pada tahun 2007 lalu. Film ini merupakan seri kedua dari serial berjudul 300 dengan judul Rise of an Empire. Seri pertama sudah pernah dirilis pada tahun 2006 dengan judul Prepare for Glory. Film ini diadaptasi dari serial cerita komik berjudul 300 yang merupakan hasil karya Frank Miller dan dibantu pewarnaannya oleh Lynn Varley pada tahun 1998. Serial komik ini terdiri dari lima seri masing-masing berjudul Honor, Duty, Glory, Combat dan Victory.

Film 300: Rise of an Empire ini disutradarai oleh Noam Murro, sedangkan Zack Snyder, sutradara film pertama berperan sebagai produser. Dalam film kedua ini sosok Xerxes masih diperankan oleh Rodrigo Santoro. Untuk pemeran protagonis dimainkan oleh aktor Sullivan Stapleton yang berperan sebagai Jenderal Themistokles.Noam Murro adalah sutradara Israel yang sukses dengan Smart People dan berbagai seri televisi.


Rise of an Empire mencoba menguak latar belakang kejadian sebelum seri pertama terjadi sekaligus pada waktu yang sama serta waktu sesudahnya. Walaupun cerita peperangan dan tokoh yang ditampilkan berbeda namun secara sekilas ditampilkan juga tokoh dalam seri pertamanya misalnya Gerard Butler sebagai raja Leonidas dan Peter Mensah sebagai pengawal raja Darius. Tidak hanya itu saja, masa setelah seri pertama selesai diceritakan pula sebagai adegan pamuncak film ini.

Raja Persia yang bernama Darius melakukan invasi bersama pasukannya yang berjumlah besar ke Yunani. Perlawanan tentara Yunani dipimpin oleh Themistokles (Sullivan Stapleton) seorang biasa yang tak terkenal di daerah Marathon. Namun disaat dan momen yang tepat dia berhasil memanah Raja Darius dan mengenai jantungnya. Xerxes (Rodrigo Santoro) yang merupakan anaknya menyaksikan pemandangan itu dengan matanya sendiri tanpa bisa menolong ayahnya. Dengan penuh dendam membara terhadap Themistokles dan rasa benci terhadap Yunani maka membuatnya menempuh segala cara untuk mewujudkannya.

Xerxes dihasut oleh Artemisia (Eva Green) untuk mewujudkan dendamnya. Artemisia mempunyai latar belakang sebagai warga Yunani yang keluarganya dibunuh dan diperkosa oleh tentara sipil Yunani. Pada saat remaja dijadikan sebagai budak dan pelampiasan nafsu para tentara dan pada akhirnya dibuang ditengah jalan. Ditemukan dan dirawat serta dilatih oleh tangan kanan raja Darius sehingga dipercaya menjadi jenderal perang pasukan Persia. Ambisinya untuk berperang menaklukan Yunani membuatnya tega mencabut anak panah yang menancap di jantung raja Darius sehingga menyebabkannya tewas.

Artemisia membunuh semua pejabat di lingkungan kerajaan dan mengundang para ahli sihir untuk membantu Xerxes dan berhasil mengubah Xerxes yang baru dengan tubuh yang tinggi besar. Xerxes sukses menjadi raja Persia dan mendeklarasikan perang terhadap Yunani.Pejabat di Yunani yang menganut paham demokrasi menginginkan pembicaraan negosiasi terhadap Persia namun Themistokles meyakinkan bahwa kekejaman pasukan Persia harus dilawan. Namun sayangnya jumlah pasukan Yunani hanya sedikit dan perlu persatuan dari kerajaan lainnya termasuk Sparta yang memiliki pasukan terlatih. Sayangnya Sparta tidak mau bergabung. Sparta dipimpin oleh raja Leonidas memutuskan untuk melawan sendiri pasukan Persia dengan mengumpulkan 300 orang terpilih yang pandai bertarung. Pada film seri pertama menceritakan peperangan 300 orang ini terhadap pasukan Persia dan berhasil menang. Namun pada seri kedua ini diceritakan sedikit saja dan dikatakan kalah.

Ratu Gorgo (Lena Headley) dihubungi oleh Themistokles untuk melakukan balas dendam terhadap kematian suaminya yaitu raja Leonidas. Karena dialah harapan satu-satunya yang masih bisa membantu mengingat mempunyai banyak kapal. Namun ratu Gorgo menolaknya.Mau tak mau Themistokles melakukan perlawanan dengan jumlah kapal yang sedikit di daerah Salamis sebagai perjuangan terakhir.

Seri ketiga sudah pasti akan dibuat mengingat Xerxes masih aman-aman saja melihat dari kejauhan peperangan tersebut dan belum tewas. Sayangnya film ini memiliki durasi yang pendek hanya 100 menit saja seandainya dibuat lebih panjang seperti film legenda lainnya maka penonton akan lebih puas menyaksikannya, mengingat film ini pada awalnya dibuat model narasi yang cepat penyampaiannya. Masih dengan model setengah animasi seperti film sebelumnya dengan mayoritas warna cream kecoklatan dan sedikit kabur, film ini digarap dengan spesial efek hampir di semua adegan.

Sedikit ketelodoran, kadang kala Themistokles terlihat dadanya tidak bidang dan perutnya one pack, padahal sepanjang film badannya tegap berotot.                                      
Penampilan Sullivan Stapleton cukup lumayan namun dalam berpidato di depan orang banyak intonasi suara dan karisma suara terasa kurang menggelora. Untunglah suara musiknya membantu membangkitkan suasana itu. Akting Eva Green cukup bagus dengan tatapan matanya yang memang menunjukkan sifat jahatnya.Apalagi ia berakting berani seperti dalam The Dreamers. Film yang sangat tidak layak dilewatkan.


Sutradara : Noam Murro
Produser : Zack Snyder, Debra Snyder, Mark Canton, Gianni Nunnari, Thomas Tull, Bernie Goldmann
Penulis Naskah : Zack Snyder, Kurt Johnstad
Pemain : Sullivan Stapleton, Rodrigo Santoro, Eva Green, Jamie Blackley, Jack O'Connell, Andrew Tiernan, Callan Mulvey, Yigal Naor, Ashraf Barhom
Genre : Aksi, Petualangan, Drama
Durasi : 147 menit
Studio : Warner Bros. Pictures









Tidak ada komentar:

Posting Komentar