Sabtu, 26 April 2014
ONCE UPON A TIME IN SHANGHAI :REMAKE TERBARU KUNGFU KLASIK
Once Upon A Time In Shanghai yang dimaksud ini bukanlah film televisi yang dibintangi Adam Cheng dan Gordon Lam di tahun 1996 ataupun versi layar lebarnya. Meskipun berjudul sama, film martial arts ini adalah versi terbaru dan modern dari film The Boxer from Shantung milik Shaw Brothers. Sebelumnya film ini pernah dibikin ulang oleh Corey Yuen lewat Hero di tahun 1997 dengan bintang Takeshi kaneshiro. Film yang mengandalkan adegan laga ini memang sayang sekali dilewatkan para penggila kungfu..
Film ini menampilkan Philip Ng sebagai tokoh utama yang gaya dan dandanannya mirip dengan sang legenda kungfu, Bruce Lee. Sepanjang 95 menit durasi film diisi dengan adegan berkelahi yang sangat cepat. Tak heran karena film ini ditangani Yuen Wo-Ping sang spesialis pembuat aksi laga. Selain Philip Ng, film ini juga didukung aktor veteran Sammo Hung dan Andy On.
Film yang mengambil setting tahun 1920-an ini bercerita tentang seorang buruh miskin bernama Ma Yong Zhen (Philip Ng) dari Shangtung yang bersama buruh-buruh lainnya berbondong bondong datang ke Shanghai untuk mencari pekerjaan dan mengadu peruntungan. Suatu hari Ma yang memiliki kemampuan bela diri kungfu bertemu dengan seorang pemimping gengster muda bernama Long Qi (Andy On). Dengan cepat mereka berdua berteman dan bekerjasama menyingkirkan banyak geng lainnya yang berkuasa di Shanghai.
Sepak terjang keduanya membuat seorang mata-mata Jepang, Hashimoto gusar. Apalagi Long Qi menolak proposal kerjasama yang ditawarkan Jepang. Hashimoto ingin mencoba membunuh mereka berdua. Untungnya, Ma berhasil selamat dan dia kini bertekad membantu masyarakat dengan memerangi kejahatan.
Nama Philip Ng memang belum banyak dikenal. Wajar saja, selama ini Philip Ng hanya mendapat peran kecil di beberapa film Hongkong seperti New Police Story, House of Fury dan Invisible Target.Sutradara muda Wong Ching-Po memberikan sentuhan klasik dalam film ini sehingga sangat memanjakan para penonton tua maupun muda.Ia juga mempertahankan skrip karya Wong Jing dan cukup memberi warna dalam percintaan menyentuh antara Ma dan puutri kepala desa (Jiang Lu Xia). Begitu pula antara Long Qi dan nightclub singer (Michelle Hu Ran).
Once Upon A Time In Shanghai boleh dimasukkan kategori film kungfu eleganBukan semata karena koreograpy yang luar biasa tapi juga kehadiran Philip Ng, dan penampilan karismatik Andy On, yang dirangkai manis oleh Yuen Woo-Ping. Bintang ‘The Boxer from Shantung’ Chen Kuan-tai tuurut ambil bagian sebagai figuran dalam film ini. Film yang juga dibintangi Wang Chunyuan, Fung Hak-On dan Mao Junjid ini didistribusikan Mega Vision Pictures dan ditayangkan 8 Januari 2014 untuk menyambut Tahun Baru Cina.
Genre: Martial-Arts
Director: Wong Ching-Po
Cast:
Philip Ng, Sammo Hung, Andy On, Jiang Luxia, Michelle Hu
Runtime: 1 hr 35 mins
Rating: PG13 (Violence)
Released By: Shaw
Official Website:
SABOTAGE : KESERAKAHAN TIM ELITE DEA DIPIMPIN SCHWARZENEGGER
Sabotage sebenarnya merupakan salah satu film yang tampil dengan cara klasik, mencoba bermain-main dengan misteri sepanjang cerita untuk kemudian memberikan jawaban di bagian akhir. Hal tersulit dari film dengan tipe seperti adalah selain bagaimana cara ia membangun jalan menuju akhir namun juga harus mampu menjadikan petualangan tersebut tampak menarik, yang sayangnya gagal hadir disini.
Dibalik kenangan masa lalu yang masih penuh misteri dan terus menghantuinya, John Wharthon (Arnold Schwarzenegger), atau yang lebih dikenal dengan Breacher, masih merupakan salah satu figure polisi yang tangguh. Ia merupakan pemimpin dari salah satu elite team DEA agents yang beranggotakan istrinya sendiri Lizzy (Mireille Enos), sang ipar James "Monster" Murray(Sam Worthington), lalu anggotanya yang lain Joe "Grinder" Philips(Joe Manganiello), Julius "Sugar" Edmonds(Terrence Howard), Eddie "Neck" Jordan(Josh Holloway), Bryce "Tripod" McNeely (Kevin Vance), "Smoke" Jennings (Mark Schlegel) dan Tom "Pyro" Roberts(Max Martini). Suatu ketika masalah misterius baru menghampiri Breacher.
Dalam sebuah penyergapan terhadap gudang kartel, Breacher cs diam-diam mendapat uang jutaan dollar. Sejak awal Breacher dan rekan-rekannya telah menyusun sebuah misi terselubung dibalik misi utama mereka untuk menyelamatkan uang sebesar $ 10 juta dollar. Untuk menutupi jejaknya, mereka sembunyikan uang itu untuk kemudian diambil setelah suasana tenang. Celakanya ketika mereka hendak menikmati hasil yang telah mereka capai, uang tersebut justru hilang dengan misterius. Kematian Pyro membuat mereka percaya ada pihak lain yang telah melakukan sabotase untuk mempermainkan mereka. Situasi tambah runyam saat investigator bernama Caroline Brentwood (Olivia Williams) dan Darius Jackson (Harold Perrineau) ditugaskan menyelidiki tim Breacher.
Tentu saja fokus utama yang dijual oleh film ini adalah sosok frontman mereka, Arnold Schwarzenegger, dan jujur saja ekpektasi itu sedikit tinggi terlebih jika menilik dua film terakhir Arnie yang cukup memuaskan, The Last Stand, dan Escape Plan. Tapi disamping itu yang justru menjadikan Sabotage terasa potensial adalah kehadiran sosok David Ayer di bangku sutradara dan juga menulis cerita bersama Skip Woods. Yap, kita punya Terminator yang dikendalikan oleh orang yang berhasil menciptakan kemasan sederhana seperti End of Watch menjadi film action crime yang menyenangkan. Sayangnya sisi terang tersebut hanya eksis tepat setelah film ini mungkin telah berjalan sekitar 10-15 menit.
Sabotage adalah kisah klise yang dibangun dengan cara mudah. Disini kita kembali dapat menemukan cara David Ayer bermain dengan tingkat penceritaan yang ringan namun disisi lain tetap mampu mempertahankan misteri yang menjadi pusat dan membuat penonton ikut menebak-nebak, tapi hal-hal lain yang eksis disekitar pusat itu yang terasa menjengkelkan. Ya, cacat, campur aduk hanya sebatas berupaya agar dapat tampil gagah dan keren, dan itu gagal. Aksi kekerasan dan brutal yang cukup pas, dibalut bersama teknik pencarian layaknya cerita detektif, ingin membuat penontonnya kagum dengan eksploitasi bersama ledakan dan darah namun justru menciptakan jalan bagi mereka untuk secara bertahap menumpuk rasa kesalnya. Kasar, kaku, canggung, dari lelucon menggunakan dirty joke dengan pengulangan yang tidak dapat klik dengan momentum, hingga dialog menggelikan dan sok keren bahkan terkadang sok pintar yang juga banyak gagal sehingga memaksa mereka beralih dengan memanfaatkan ekspresi karakter. Celakanya disini ia juga gagal.
Cerita yang kurang mumpuni juga berdampak pada kinerja para aktor. Tentu ada alasan mengapa miskinnya kualitas materi menjadi penyebab utama kegagalan Sabotage untuk menjadi sebuah guilty pleasure, contohnya Arnold Schwarzenegger yang di The Last Stand dapat tampil kokoh, dan Escape Plan mampu menjadi sosok yang menyenangkan. Disini ia tidak hidup, karakternya yang disepanjang cerita seperti bergerak tanpa tujuan sehingga menjadikan konklusi yang diberikan terasa mentah. Terus menerus dipaksa untuk mempertahankan warna gelap cerita dan karakter yang celakanya tidak layak untuk dinikmati, hal yang juga dialami aktor lainnya sehingga tidak terbangun chemistry yang mumpuni.
SON OF GOD : FILM ROHANI YANG GAGAL MEMENUHI EKSPEKTASI
Menyusul keberhasilan The Bible, produser Hollywood kembali dengan kisah lain terinspirasi oleh alkitab.Son of God merupakan karya sineas Christofer Spencer dalam rangka menyambut Paskah 2014. Film ini diharapkan menjadi tinjauan lain mengenai kehidupan seorang Yesus Kristus. Mengikuti jejak sukses The Passion of The Christ karya Mel Gibson, Spencer mencoba menggali lebih dalam kisah-kisah lain dalam pelayanan Kristus. Sayangnya, ada beberapa titik kelemahan dimana kejadian di film tidak sesuai atau melenceng dengan apa yang tertulis dalam kitab suci.
Yesus bin Yusuf (Diogo Morgado) adalah anak seorang tukang kayu di Nazareth. Dari awal kelahirannya Yesus sudah membuat kegemparan bagi keluarga dan sanak saudaraNya. Terlebih dalam masa pelayananNya. Bagaimana ajaranNya difahami banyak orang, mujizat yang Ia lakukan sampai kepada tonggak seperti penyaliban dan kebangkitan. Ini adalah pertama kalinya sebuah film besar dari studio seperti 20th Century Fox telah difokuskan pada Yesus. Film yang menguatkan iman Kristiani ini cukup baik dalam penataan gambar sehingga mampu membantu penggambaran kehidupan Kristus selama di dunia.
Son of God yang disutradarai oleh Christopher Spencer (“The Bible) dari naskah yang ditulis oleh Colin Swash, Nic Young & Richard Bedser (semua adalah penulis dari The Bible). Aktor Portugis Diogo Morgado terpilih untuk memerankan Yesus. Menampilkan alunan musik menawan karya Hans Zimmer, film ini juga dibintangi Greg Hicks, Adrian Schiller, Darwin Shaw, Sebastian Knapp, Joe Wredden, Simon Kunz, Paul Marc Davis, Matthew Gravelle, Amber Rose Revah, Roma Downey dan banyak lagi. 20th Century Fox merilis film pada hari Rabu ketujuh sebelum hari paskah pada 28 Februari 2014.
Bagi pecinta film sejarah, mungkin Son of God cukup mampu memenuhi hasrat keingintahuan. Sayang sekali, bagi umat kristiani film ini cukup mengecewakan. Tidak ada greget seperti Passion of the Christ yang membekas. Begitu pula kesalahan-kesalahan adegan yang tidak sesuai naskah alkitab.
Label:
Amber Rose Revah,
film alkitab,
Joe Wredden,
Matthew Gravelle,
Passion of the Christ,
Paul Marc Davis,
Roma Downey,
Simon Kunz,
Son of God,
The Bible,
Yesus Kristus
TRANSCENDENCE :KEGAGALAN PERTAMA WALLY PFISTER MENGARAHKAN JOHNNY DEEP
Transcendence adalah film trailer SciFi Amerika, merupakan film yang banyak ditunggu dan menandai debut sutradaranya yaitu Wally Pfister. Pfister adalah sinematografer dan dikenal terutama The Dark Knight dan Inception. Pfister juga memenangkan Oscar pada tahun 2011 untuk terobosan sinematografi dalam film Inception. Christopher Nolan dan Emma Thomas adalah produser eksekutif dari film ini. Film ini dibintangi oleh Johnny Depp, Rebecca Hall, Paul Bettany, Morgan Freeman, Kate Mara, dan Cillian Murphy.
Tiga ilmuwan yaitu Max (Paul Bettany) dan tim suami istri Will (Johnny Depp) dan Evelyn (Rebecca Hall) telah mengembangkan kode pemrograman untuk yang pertama pada komputer. Ketika sekelompok teroris anti-teknologi membunuh Will maka Evelyn meng-upload otaknya menjadi prototipe superkomputer.
Ambisius mungkin merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan Dr. Will Caster (Johnny Depp), sosok ilmuwan yang sudah sangat terkenal dalam bidang teknologi komputer. Will bahkan belum berhenti, ia berencana untuk membangun sebuah sistem komputer terbaru yang lebih kompleks, menjadikan komputer memiliki kemampuan setara bahkan lebih hebat dari yang manusia miliki, analitis dan kolektif, tingkat kecerdasan hingga emosi. Namun ketika menjadi pembicara di acara yang di prakarsai oleh istrinya, Evelyn (Rebecca Hall), hadir sebuah pertanyaan yang mewakili segala kontroversi yang telah eksis.
Apakah Will mencoba bermain-main dengan Tuhan? Isu tersebut ternyata telah menjadi kontroversi besar dan terbukti dengan perlawanan dari kelompok RIFT yang dipimpin oleh Bree (Kate Mara), melancarkan sebuah aksi yang sukses menghentikan rencana milik Will tadi. Celakanya Evelyn bersama rekannya, Max Waters , mengambil sebuah langkah berani untuk menyelamatkan suaminya, keputusan yang memberikan dampak positif dan juga negatif, salah satunya rasa cemas dari berbagai pihak termasuk pemerintahan yang diwakili Donald Buchanan (Cillian Murphy) dan Joseph Tagger (Morgan Freeman).Dia melanjutkan untuk menghubungkan Will ke Internet sehingga ia dapat membantu membuat terobosan ilmiah lebih lanjut. Hal tersebut akan meminta Evelyn untuk menghubungkan mikrofon dan kamera ke komputer sehingga ia dapat melihat dan berbicara dengannya juga.
Ketika organisasi anti-teknologi tahu, mereka mencoba untuk mencuri superkomputer dan menghancurkannya tapi Will tidak lagi membutuhkan komputer untuk bertahan hidup. Harus diakui Wally Pfister berhasil menciptakan sisi serius dari cerita yang mungkin banyak ia peroleh dari Nolan, namun tidak ketika ia meleburnya kedalam sebuah dinamika bercerita, kusut, terkadang seperti terputus, bahkan sering kali inti permasalahan utama itu sendiri seolah hilang dibalik kehadiran berbagai konflik pendukung.
Satu hal krusial lain juga hadir, karakter hampa emosi yang menemani cerita, kekurangan semangat dalam narasi yang lemah dan perlahan mulai terpecah itu. Untung saja kinerja para aktor dapat meminimalisir nilai minus Transcendence. Tidak ada jaminan kepuasan bagi mereka yang menonton hanya untuk menyaksikan Johnny Depp, walaupun chemistry tentang cinta yang ia bangun bersama Rebecca Hall mampu menjadi hal paling menarik dari film ini. Nama terakhir secara mengejutkan menjadi bintang utama, tidak megah namun Rebecca sanggup menjaga unsur drama yang minim itu untuk hidup dan mencuri atensi ditengah himpitan misteri disekelilingnya. Koneksinya dengan Paul Bettany juga cukup baik, aktor yang bersama Morgan Freeman, Cillian Murphy, dan Kate Mara lebih sering bergerak random tanpa motivasi.
Genre: Action / Drama / Science Fiction
General Release Date: 17 Apr 2014
Distributor: Nusantara Edaran Filem
Cast: Johnny Depp, Rebecca Hall, Morgan Freeman, Paul Bettany, Kate Mara
Director: Wally Pfister
Format: 2D
Senin, 14 April 2014
DEVIL'S DUE : MENGANDUNG BAYI SETAN ALA ROSEMARY'S BABY
TAHUN 2014 masih pada pertengahan bulan Januari, namun penonton bioskop sudah disuguhi dua film horor bergaya found footage atau mockumentary, yaitu spin-off Paranormal Activity: The Marked Ones,dan Devil’s Due. Dengan resep yang sama dan dirilis berdekatan, Devil’s Due nyaris tak menawarkan apa-apa. Mockumentary adalah gaya pengambilan gambar dengan handycam atau kamera amatir dengan sudut pandang si aktor pembawa kamera.
Devil’s Due mengisahkan suami istri Zach dan Samantha McCall yang berbulan madu ke Dominika. Mereka mengunjungi seorang peramal yang terus menerus mengatakan : "they've been waiting for you". Film dibuka dengan sosok Zach McCall (Zach Gilford) di sebuah ruang interogasi kepolisian. Dengan wajah nanar dan tangan bersimbah darah, Zach dituduh telah melakukan pembunuhan sadis. Film lalu berkilas balik pada 10 bulan sebelumnya, tepat pada malam sebelum upacara pernikahan Zach dan Samantha (Allison Miller). Separuh durasi film lalu dihabiskan dengan video tentang kebahagiaan keduanya sebagai pengantin baru, liburan bulan madu, hingga akhirnya Samantha hamil.
Ketegangan Devil’s Due sebagai film horor baru muncul saat kehamilan tersebut ternyata menciptakan perubahan yang mengerikan pada perilaku Samantha. Sampai di sini, siapa pun penggemar film horor, terutama yang sudah pernah menonton film epik Rosemary’s Baby (1968), akan mampu menebak jalan cerita hingga ending dari Devil’s Due. Ini adalah kisah klasik sekaligus klise.
Nah, jika jalan ceritanya sudah bisa ditebak, tinggal bagaimana sutradara Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett menciptakan atmosfer kengerian untuk menjaga penonton tetap berada di kursinya. Untuk bagian ini, Matt dan Tyler untungnya masih menyisakan sedikit harapan. Ada beberapa adegan yang cukup membuat ngeri, terutama yang melibatkan Samantha. Saat Samantha sudah hamil cukup besar, berbagai peristiwa mengagetkan datang tiba-tiba, dan yang paling sering adalah Sam yang kerasukan..
Misalnya saat dia tengah berada di supermarket atau saat mengikuti senam hamil bersama Zach. Selain itu, nyanyian-nyanyian pemujaan yang muncul di beberapa adegan juga masih membuat bulu kuduk merinding. Meski begitu, penonton harus sabar untuk sampai di sejumlah adegan ini karena baru akan muncul setelah separuh film berlangsung.
Bettinelli-Olpin dan Gillett merekam film ini dengan menggunakan Sony PMW-EX3, agar para aktor dapat membawanya sepanjang adegan film ini. Kamera Canon 5D, Canon Vixia HF G10 dan iPhone 5 juga dimanfaatkan dengan maksimal.Uniknya, duo sutradara ini adalah penggemar berat Rosemary’s Baby . Tentu saja versi mereka menonjolkan kehadiran supranatural yang kuat dan sedikit sentuhan komedi.Meski dibanjiri aneka kritik negatif, duo yang juga ambil bagian dalam V/H/S ini mendapat pujian Eli Roth. "It's so smart, creative, inventive, and fun. Very very scary. Saya suka itu."
Zach Gilford as Zach McCall
Allison Miller as Samantha McCall
Sam Anderson as Father Thomas
Aimee Carrero as Emily
Vanessa Ray as Suzie
Sabtu, 12 April 2014
CAPTAIN AMERICA- THE WINTER SOLDIER : LANJUTAN KISAH AVENGERS
Film tentang superhero memang selalu menarik untuk ditonton. Salah satunya adalah film tentang pahlawan Amerika yaitu Captain America. Meskipun tidak sesukses Iron Man ataupun Superman, namun film Captain America: The Winter Soldier ini tetap wajib untuk ditonton.Sekuel dari Captain America: The First Avenger (2011) ini merupakan karya ke sembilan Marvel Cinematic Universe (MCU). Disutradarai duo bersaudara Anthony dan Joe Russo, dengan penata kamera Christopher Markus dan Stephen McFeely. Masih tetap menggandeng Chris Evans sebagai peran utama, juga dibantu nama-nama besar seperti Scarlett Johansson, Sebastian Stan, Anthony Mackie, Robert Redford, dan Samuel L. Jackson.
“Captain America : The Winter Soldier” menceritakan kisah setelah peristiwa bencana di New York dalam The Avengers. Steve Rogers alias Captain America (Chris Evans), hidup tenang di Washington DC. Sesaat untuk mencoba menyesuaikan diri dengan dunia modern. Tapi ketika markas besar S.H.I.E.L.D. diserang, Steve menjadi terlibat dalam sesuatu marabahaya yang mengancam dunia.
Bergabung dengan Black Widow, Captain America berjuang untuk mengekspos konspirasi yang semakin kuat saat melawan pembunuh profesional yang dikirim untuk membungkamnya di setiap kesempatan. Captain America dituntut untuk kembali beraksi. Bekerja sama dengan Natasha Romanoff alias Black Widow (Scarlett Johansson), ia terlibat dalam sebuah konspirasi yang membahayakan nyawanya. Terlebih setelah munculnya sosok pembunuh profesional, The Winter Soldier, yang mempunyai hubungan dengan masa lalunya.Ketika kejahatan mulai terungkap, Captain America dan Black Widow meminta bantuan dari sekutu barunya, Falcon. Namun, mereka harus melawan musuh yang tak terduga dan tangguh dengan ambisinya yang mengancam perdamaian.
Dengan jalan cerita yang khas, sebenarnya tidak ada yang ditawarkan film ini selain aksi ketegangan menyelamatkan dunia. Russo bersaudara yang selama ini piawai menangani serial televisi, memang mampu menghadirkan drama dan sedikit komedi yang menghibur. Aksi dan ledakan yang mereka ekspos juga cukup menarik. Sayangnya tidak begitu menggigit di beberapa bagian. Untungnya ada Scarlett Johansson yang sangat membantu penonton menyaksikan film ini sampai akhir.Apalagi ini seperti pemanasan Johansson yang akan membintangi film aksi Lucy .Namun bagi para penggemar superhero dan komiknya, rasanya film ini tidak terlalu mengecewakan.
Sutradara : Joe Russo, Anthony Russo
Produser : Kevin Feige
Penulis Naskah : Christopher Markus, Stephen McFeely
Pemain : Chris Evans, Emily VanCamp, Cobie Smulders, Scarlett Johansson, Hayley Atwell, Frank Grillo, Samuel L. Jackson, Sebastian Stan, Robert Redford, Toby Jones, Anthony Mackie, Maximiliano Hernandez
Genre : Superhero, Aksi
Studio : Walt Disney Pictures
Langganan:
Postingan (Atom)